Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman
"Dia korban perkosaan," bisikan lelaki berjas putih itu menyakitiku. Korban perkosaan. Aku mengerang. Meradang. Seakan ingin memapas sosok-sosok beringas yang semalam itu menghempaskan aku kepada jurang kenistaan. "Kasihan dia," ujar lelaki itu lagi, samar-samar kutangkap, meski gumpalan salju itu menghalangi seluruh organ tubuhku untuk bekerja normal seperti sediakala. "Kenapa?" tanya seorang wanita, juga berpakaian serbaputih. "Rumahnya dibakar. Tokonya dijarah. Ayahnya stress, masuk rumah sakit jiwa. Dan ibunya bunuh diri, tak kuat menahan kesedihan." Huru-hara 1998 tak sekadar telah menimbulkan perubahan besar di negeri ini. Sebongkah luka yang dalam pun menyeruak di hati para pelakunya. Mei Hwa, gadis keturunan Tiong Hoa adalah salah satunya. Dalam ketertatihan, Mei Hwa berusaha menemukan kembali kehidupannya. Beruntung, pada keterpurukannya, dia bertemu dengan Sekar Ayu, perempuan pelintas zaman yang juga telah terbanting-banting sekian lamanya akibat silih bergantinya penguasa, mulai dari Hindia Belanda, Jepang, hingga peristiwa G30S PKI. Sekar Ayu yang telah makan asam garam kehidupan, mencoba menyemaikan semangat pada hati Mei Hwa nan rapuh. Dalam rencah badai kehidupan, berbagai kisah indah terlantun: persahabatan, ketulusan, pengorbanan dan juga cinta. Lewat novelnya ini, Afifah Afra kembali mengobrak-abrik emosi pembaca lewat novel bergenre fiksi sejarah yang sarat konflik, diksi menawan dan pesan yang sangat kuat.
1146320037
Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman
"Dia korban perkosaan," bisikan lelaki berjas putih itu menyakitiku. Korban perkosaan. Aku mengerang. Meradang. Seakan ingin memapas sosok-sosok beringas yang semalam itu menghempaskan aku kepada jurang kenistaan. "Kasihan dia," ujar lelaki itu lagi, samar-samar kutangkap, meski gumpalan salju itu menghalangi seluruh organ tubuhku untuk bekerja normal seperti sediakala. "Kenapa?" tanya seorang wanita, juga berpakaian serbaputih. "Rumahnya dibakar. Tokonya dijarah. Ayahnya stress, masuk rumah sakit jiwa. Dan ibunya bunuh diri, tak kuat menahan kesedihan." Huru-hara 1998 tak sekadar telah menimbulkan perubahan besar di negeri ini. Sebongkah luka yang dalam pun menyeruak di hati para pelakunya. Mei Hwa, gadis keturunan Tiong Hoa adalah salah satunya. Dalam ketertatihan, Mei Hwa berusaha menemukan kembali kehidupannya. Beruntung, pada keterpurukannya, dia bertemu dengan Sekar Ayu, perempuan pelintas zaman yang juga telah terbanting-banting sekian lamanya akibat silih bergantinya penguasa, mulai dari Hindia Belanda, Jepang, hingga peristiwa G30S PKI. Sekar Ayu yang telah makan asam garam kehidupan, mencoba menyemaikan semangat pada hati Mei Hwa nan rapuh. Dalam rencah badai kehidupan, berbagai kisah indah terlantun: persahabatan, ketulusan, pengorbanan dan juga cinta. Lewat novelnya ini, Afifah Afra kembali mengobrak-abrik emosi pembaca lewat novel bergenre fiksi sejarah yang sarat konflik, diksi menawan dan pesan yang sangat kuat.
18.36 In Stock
Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman

Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman

by Afifah Afra

Narrated by Anes Wibowo, Esti Haryani

Unabridged — 9 hours, 27 minutes

Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman

Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman

by Afifah Afra

Narrated by Anes Wibowo, Esti Haryani

Unabridged — 9 hours, 27 minutes

Audiobook (Digital)

$18.36
FREE With a B&N Audiobooks Subscription | Cancel Anytime
$0.00

Free with a B&N Audiobooks Subscription | Cancel Anytime

START FREE TRIAL

Already Subscribed? 

Sign in to Your BN.com Account


Listen on the free Barnes & Noble NOOK app


Related collections and offers

FREE

with a B&N Audiobooks Subscription

Or Pay $18.36

Overview

"Dia korban perkosaan," bisikan lelaki berjas putih itu menyakitiku. Korban perkosaan. Aku mengerang. Meradang. Seakan ingin memapas sosok-sosok beringas yang semalam itu menghempaskan aku kepada jurang kenistaan. "Kasihan dia," ujar lelaki itu lagi, samar-samar kutangkap, meski gumpalan salju itu menghalangi seluruh organ tubuhku untuk bekerja normal seperti sediakala. "Kenapa?" tanya seorang wanita, juga berpakaian serbaputih. "Rumahnya dibakar. Tokonya dijarah. Ayahnya stress, masuk rumah sakit jiwa. Dan ibunya bunuh diri, tak kuat menahan kesedihan." Huru-hara 1998 tak sekadar telah menimbulkan perubahan besar di negeri ini. Sebongkah luka yang dalam pun menyeruak di hati para pelakunya. Mei Hwa, gadis keturunan Tiong Hoa adalah salah satunya. Dalam ketertatihan, Mei Hwa berusaha menemukan kembali kehidupannya. Beruntung, pada keterpurukannya, dia bertemu dengan Sekar Ayu, perempuan pelintas zaman yang juga telah terbanting-banting sekian lamanya akibat silih bergantinya penguasa, mulai dari Hindia Belanda, Jepang, hingga peristiwa G30S PKI. Sekar Ayu yang telah makan asam garam kehidupan, mencoba menyemaikan semangat pada hati Mei Hwa nan rapuh. Dalam rencah badai kehidupan, berbagai kisah indah terlantun: persahabatan, ketulusan, pengorbanan dan juga cinta. Lewat novelnya ini, Afifah Afra kembali mengobrak-abrik emosi pembaca lewat novel bergenre fiksi sejarah yang sarat konflik, diksi menawan dan pesan yang sangat kuat.

Product Details

BN ID: 2940191223810
Publisher: Storyside
Publication date: 01/19/2022
Edition description: Unabridged
Language: Indonesian
From the B&N Reads Blog

Customer Reviews